5 TRADISI YANG TERLESTARIKAN DI BANYUWANGI

Tak hanya sekedar destinasi wisata dan kuliner, Banyuwangi juga memiliki ragam tradisi yang unik untuk dipelajari, lho. Tradisi di Banyuwangi selalu dapat menarik minat para wisatawan dalam maupun luar. Yuk simak apa saja tradisi yang masih dilestarikan sampai saat ini!

  1. Seblang Olehasari dan Seblang Bakungan

Kabupaten Banyuwangi memiliki 2 jenis Adat Seblang yang berbeda, yaitu Seblang Olehsari dan Seblang Bakungan. Adat ini merupakan upacara bersih desa untuk menolak balak yang diwujudkan dengan mementaskan kesenian sakral yang biasa disebut Seblang.

Seblang Olehasri ditarikan oleh perempuan (muda) selama tujuh hari berturut-turut setiap hari Senin atau Jumat pertama di bulan Syawal. Sedangkan Seblang Bakungan ditarikan oleh perempuan (tua). Seblang Bakungan dilakukan satu malam, tepatnya pada satu minggu setelah Hari Raya Idul Adha.

  1. Barong Ider Bumi

Adat Barong Ider Bumi merupakan upacara sebagai ucapan rasa syukur dan pengusir bahaya (tolak balak). Tradisi ini sudah berjalan selama puluhan tahun, sekitar tahun 1840. Seperti tradisi-tradisi yang ada di Banyuwangi, Tradisi Ider Bumi juga melibatkan sajian seni pertunjukan yang diwujudkan dalam sebuah arak-arakan dengan rute telah ditentukan yakni dimulai dari ujung timur hingga ujung barat.

Jangan khawatir menyesal menyaksikan adat satu ini, kamu tak hanya akan melihat atraksi arak-arak an. Namun kamu juga akan menyaksikan kebudayaan lainnya dan menikmati makanan khas dari Kota Banyuwangi. kamu bisa menjumpai upacara ini di Desa Kemiren.

  1. Kebo-Keboan

Kebo-Keboan merupakan tradisi turun-temurun yang dilakukan masyarakat untuk memohon kesuburan sawah dan hasil panen yang melimpah. Sesuai namanya “Kebo-Keboan” yang artinya “kerbau jadi-jadian”. Namun yang dilibatkan bukan hewan kerbau, melainkan manusia yang berdandan seperti kerbau.

Tradisi Kebo-Keboan dilaksanakan setiap tahun sekali, tepatnya antara tanggal 1-10 di Bulan Sura. Adat ini diminati ratusan wisatawan dalam maumpun luar. Jadi jangan lewatkan untuk menyaksikan adat ini yaa. Kamu bisa menyaksikan di Desa Alasmalang dan Desa Aliyan.

  1. Petik Laut

Petik Laut adalah tradisi warisan leluhur yang digelar sebagai rasa syukur dan sedekah atas melimpahnya hasil laut para nelayan. Yang membuat menarik tradisi ini dari konsep para nelayan yang menjejerkan kapal miliknya dengan hiasan yang bermotif dan unik.

Dari puluhan kapal yang berjejer tersebut mengarungi lautan untuk mengantar sesaji yang dilarung di tengah laut. Adat Petik Laut ini telah menjadi salah satu atraksi wisata yang menarik bagi wisatawan. Umumnya upacara ini diadakan di pantai-pantai yang banyak nelayannya.

  1. Puter Kayun

Tradisi Puter Kayun merupakan tradisi menepati janji atau napak tilas kepada para leluhur, yang dilakukan saat Bulan Syawal memasuki hari ke sepuluh. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Boyolangu dengan menaiki delman hias dari Desa Boyolangu, Kecamatan Giri menuju Pantai Watu Dodol.

Sebelum pelaksanaan tradisi Puter Kayun, masyarakat mengawali dengan sejumlah ritual. Dimulai dari berziarah ke makam Buyut Jakso dan tradisi Seribu Kupat yang digelar tiga hari sebelum tradisi Puter Kayun.

Share:

Ada yang bisa kami bantu?
Setujui privacy policy kami terlebih dahulu untuk memulai percakapan